Daftar Blog Saya

Kamis, 01 Desember 2011

laporan HPT


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang/hama pasca panen. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada saat masih di lapang. Hama gudang adalah hama yang merusak  produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan. Menurut Champ dan Highlei (1985), hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan.
Menurut Winarno (2006), suatu bahan dianggap rusak bila menunjukan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau parameter yang biasa digunakan manusia. Berdasarkan keawatannya bahan pangan dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: tahan lama, mudah rusak dan semi perishable. Setelah dipanen, biasanya bahan pangan perlu disimpan, baik digudang atau di tempat penyimpanan lainnya. Selam penyimpanan, bahan pangan tersebut dapat mengalami kerusakan yaitu tergantung jenis produk yang disimpan dan cara penyimpanannya. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh salah satunya adalah hama gudang.
Menururt Karatasapoetra (1991), perlu dijelaskan bahwa hama-hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru dipanen daja melainkan juga produk industri hasil pertanian tersebut. Produk tanaman yang disimpan dalam gudang yang terserang hama tidak hany terbatas pada produk biji-bijian melulu melainkan pula produk betupa daun-daunan dan kayu-kayuan/kulit kayu. Ini menjelaskan bahwa hama gudang juga perlu diperhatikan dalam penanganannya.

Ada 13 spesies serangga hama yang dapat beradaptasi dengan baik dalam penyimpanan jagung, 10 spesies diantaranya sebagai hama utama yang tergolong ke dalam ordo Coleoptera, sedangkan tiga spesies masuk ke dalam ordo Lepidoptera. Selain itu, sekitar 175 spesies serangga dan kutu (mites) merupakan hama minor. Kehilangan hasil oleh jasad pengganggu di penyimpanan diperkirakan 30%. Biji rusak mencapai 100% bila disimpan selama enam bulan didaerah tropis Meksiko. Hama gudang dapat dikategorikan ke dalam hama utama (primary pest) yaitu hama yang mampu makan keseluruhan biji yang sehat dan menyebabkan kerusakan. Kumbang bubuk Sitophilus spp. masuk ke dalam kategori ini. Selain itu, dikenal hama sekunder yaitu hama yang menyerang danbertahan pada biji yang telah rusak, misalnya Tribolium sp.
Tindakan penanganan ini digunakan untuk mengurangi kerugian-kerugian yang diakibatkan merajalelanya ham terhadap produk dalam simpanan. Tindakan-tindakan tersebut adalah tinadakan preventif dan kuratif. Tindakan preventif merupakan tinadakan pencegahan, yang biasanya dilakukan sebelum produk tanaman itu dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan (gudang), dalam hal ini biasanya meliputi:
a.       Tinadakan karantina
b.      Usaha penyempurnaan pengepakan
c.       Usaha sanitasi
d.      Usaha perbaikan fisis
e.       Usaha secara kimia
Sedangkan tindakan kuratif biasanya merupakan usaha untuk mengatasi dan memberantas hama yang telah mengganas melakukan pengrusakan terhadap produk tanaman yang tersimpan pada tempat pentimpanan atau gudang, biasanya tindakan ini merupakan tindakan langsung terhadap hama-hamanya, sehingga benar-benar dapat dilumpuhkan atau dibinasakan. Tindakan kuratif meliputi beberapa cara, yaitu:
a.       Cara fisis
b.      Cara pengguanaan sarana perangkap
c.       Cara mekanis
d.      Cara kimiawi
e.       Cara biologis
Berdasarkan penjelasan tersebut penanganan akan hama gudang sangatlah perlu dilakukan untuk mengurangi kerusaka kualitas dan penurunan kuantitas produk pertanian dalam penyimpanannya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap sifat, karakteristik serta morfologi dari hama gudang tersebut. Supaya nantinya dapat dilakukan penanganan yang tepat dalam melakukan kegiatan preventif dan kuratif.

1.2 Tujuan
1.      Mengidentifikasi karakteristik dan morfologi hama gudang.
2.      Mengetuahi penanganan hama gudang.



















BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Penelitian
Kel.
Inang
Jenis Hama
Gambar
Ket.
1
Jagung
Hama primer : 1.  Sitophilus zeamays, hama sekunder 2.Tribolium casteneum
1.     Sitophilus zeamays:  memanjang membentuk moncong (snout),  Ukuran tubuh 3,3-5 mm.
2.     Tribolium casteneum: bentuk pipih, memanjang berukuran 3-4 mm. Warnanya merah kecoklatan sampai coklat gelap. Tribolium casteneum  bentuk sungut kapitat atau tiga ruas

2
Kacang Hijau
Callosobruchus chinensis L.
Kepala Callosobruchus chinensis L. relatif kecil dan bagian belakang (posteror) abdomen lebih lebar,  ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm,  Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda.
3
Kadelai
Sitophilus granarius L
Sithophilus granarius memiliki morfologi kepalanya memanjang membentuk moncong (snout), tiap elytron atau bagian sayapnya mempunyai 2 bercak yang berwarna agak pucat. Bagian pronotumnya mempunyai lekukan yang,  kecil, bundar dan satu sama lainnya dalam keadaan rapat. Ukuran tubuh 3,3-5 mm.
4
Kacang Tanah
Carpophilus hemipterus
Kumbang Carpophilus berwarna kelabu hitam, coklat tua sampai hitam. Carpophilus hemipterus dewasa berukuran 3 -5 mm. Kumbang mempunyai sayap depan yang tidak menutupi seluruh abdomennya. Sehingga ujung abdomen tampak dari arah dorsal. Elitra ditutupi oleh rambut-rambut jarang.Antena Carpophilus hemipterus membesar pada tiga ruas terakhir sehingga bentuknya menyerupai alat pemukul gong.
5
Ketumbar
Stegobium paniceum
Kumbang berdiameter 2,25-3,5 mm (1 / 10 sampai 1 / 7 inch) panjang, dan warna seragam coklat sampai coklat kemerahan. Mereka memiliki baris memanjang dari bulu-bulu halus di elytra,  bahwa elytra (sayap meliputi) dari kumbang apotek memiliki baris lubang memberi mereka penampilan (berjajar) lurik sedangkan yang kumbang rokok yang halus
6
Tembakau
Lasioderma
Berukuran kecil, bentuknya oval, berwarna coklat terang dan agak mengkilat. Elitra halus dengan rambut-rambut agak pendek. Jumlah sungut 10 ruas, ruas pertama ukurannya lebih besar, ruas 4-10 berbentuk serrata, kepala berada dibawah pronotum, dan dapat digerakkan ke atas kebawah.
7
Kopi
Araecerus fasciculatus
Kumbang berwarna coklat muda berukuran 4-5 mm dengan moncong yang pendek, protonum dan elitra berwarna coklat gelap yang sebenarnya adalah warna dari rambut-rambut, elitra lebih pendek dari panjang abnomennya.
8
Ketela rambat
Cylas formicarius
Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.) bentuk kumbang menyerupai semut. Bentuknya langsing, warnanya cerah, kepala dan elytra berwarna biru, namun toraknya berwarna merah.




2.2    Pembahasan
Sithophilus zeamais
Gambaran Umum
            Sithophilus zeamais adalah serangga penyimpanan yang paling sering ditemukan dan paling bahaya menimbulkan kerusakan pada bahan pangan yang disimpan. Sitophilus zeamais dikenal dengan maize weevil atau kumbang bubuk, dan merupakan serangga yang bersifat polifag, selain menyerang jagung, juga beras, gandum, kacang tanah, kacang kapri, kacang kedelai, kelapa dan jambu mente, S. zeamais lebih dominan terdapat pada jagung dan beras. S. zeamais merusak biji jagung dalam penyimpanan dan juga dapat menyerang tongkol jagung yang masih berada di pertanaman. Sithophilus zeamais hidup di daerah tropis selama setahun mampu menghasilkan 5-7 generasi.
Morfologi
            Sithophilus zeamais memiliki morfologi kepalanya memanjang membentuk moncong (snout), tiap elytron atau bagian sayapnya mempunyai 2 bercak yang berwarna agak pucat. Bagian pronotumnya mempunyai lekukan yang kecil, bundar dan satu sama lainnya dalam keadaan rapat. Ukuran tubuh 3,3-5 mm.
            Imago berwarna coklat terang sampai coklat gelap dengan empat bercak kuning yang berukuran relatif besar pada elitranya. Ciri yang lain adalah sungut menyiku terdiri dari delapan ruas dan kepala membentuk moncong. Ukuran tubuh dipengaruhi oleh kondisi makanannya. Pada biji yang berukuran besar ukuran hama ini juga besar dan sebaliknya. Larva gendut tidak bertungkaidan berwarna putih kekuningan. Pupa bertipe bebas dengan bentuk dan ukuran sudah mirip dengan yang dewasa.,
Siklus Hidup
Sithophilus zeamais meletakan telurnya satu per satu pada lubang gerekan didalam biji. Sithophilus zeamais imago mampu bertelur sekitar 300-400 butir telur. Masa stadia telur kurang lebih enam hari pada suhu optimum 250C. Setelah masa telur dilewati keluarlah larva. Larva kemudian menggerek biji dan hidup di dalam biji, umur kurang lebih 20 hari pada suhu 250C dan kelembaban nisbi 70%. Setelah fase larva berakhir, larva kemudian berubah menjadi pupa. Pupa terbentuk di dalam biji dengan stadia pupa berkisar 5-8 hari. Kemudian setelah pupa ini berakhir masanya keluarlah imago Sithophilus zeamais  dari pupa ini. Imago yang terbentuk berada di dalam biji selama beberapa hari sebelum membuat lubang keluar.
Imago dapat bertahan hidup cukup lama yaitu dengan makan sekitar 3-5 bulan jika tersedia makanan dan sekitar 36 hari jika tanpa makan. Siklus hidup Sithophilus zeamais akan optimum bila kondisi yang mendukung optimum pula. Siklus hidup sekitar 30-45 hari pada kondisi suhu optimum 290C, kadar air biji 14% dan kelembaban nisbi 70%. Perkembangan populasi sangat cepat bila bahan simpanan kadar airnya di atas 15%.
Penanganan
            Serangan Sitophilus zeamais dapat dikendalikan dengan menggunakan hasil persilangan tanaman, menunda waktu panen, dan menggunakan wadah penyimpananyang tepat. Dalam jumlah yang relatif sedikit, penyimpanan dapat menngunakan jerigen plastik, sedangkan untuk penyimpanan dalam jumlah banyak (1-3t) dapat menggunakan silo. Menggunakan varietas tahan dan musu alami juga dapat menekan serangan S. zeamais selama penyimpanan. Penggunaan musuh alami bisa dengan parasit, cendawan, bakteri, virus dan predator (Howard dan Lariophagus distinguendus) (Surtikanti, 2004).

Tribolium casteneum
Gambaran Umum
Tribolium casteneum merupakan salah satu hama gudang. Tribolium casteneum merusak biji yang telah rusak atas beras pecah sehingga menimbulkan bau tengik. Tribolium casteneum dikenal sebagai kumbang tepung. Tribolium casteneum menyerang beras, jagung, sorghum tepung terigu, kakao, kopra, kacang tanah, gaplek dan remapah-rempahan. Pada material yang keras hama ini biasanya menjadi perusak sekunder setelah ada hama lain atau adanya kerusakan mekanis. Oleh karena itu, Tribolium casteneum termasuk hama sekunder.
Morfologi  
            Tribolium casteneum pada fase imago memiliki bentuk pipih, memanjang berukuran 3-4 mm. Warnanya merah kecoklatan sampai coklat gelap. Tribolium casteneum  bentuk sungut kapitat atau tiga ruas sungut bagian ujung membesar secara mendadak. Mata dari Tribolium casteneum tidak tertutup dan terdiri dari  3-4 mata faset. Telur dari Tribolium casteneum berbentuk lonjong berwarna putih dengan panjang 1,5 mm. Larva berbentuk pipih memanjang berwarna putih kekuningan dan pada bagian ujung abdomen terdapat tonjolan berbentuk garpu yang berukuran kecil dan berwarna gelap. Panjang larva sekitar 5-6 mm. Larva memiliki tungkai thorakal ayng digunakan untuk bergerak. Pupa bertipe bebas, berwarna putih kekuningan, panjang 3-5 mm.
Siklus Hidup 
Pada  suhu optimal 30oC, dan perkembangan telur hingga dewasa berkisar 24-35 hari. Seekor betina Tribolium casteneum dapat meletakkan telur hingga 450 butir, yang diletakkan secara acak. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah). Stadia telur 5-12 hari. Setelah larva menetas larva dapat bergerak aktif pada tepung maupun material makanan karean memiliki 3 pasang kaki thorakal. Pada fase larva Tribolium casteneum mengalami pergantian kulit 6 sampai 11 kali. Menjelang masa pupa larva naik ke permukaan material tersebut. Setelah menjadi imago, kembali masuk dalam material. Imago Tribolium casteneum mampu hidup sampai tiga tahun.
Penanganan
Pengendalian yang paling efektif adalah dengan sanitasi dan pengemasan, tetapi  masih diperlukan alternatif pengendalian yang lain. Kebutuhan tindakan  pengendalian perlu ditunjang dengan pengetahuan biologi hama, preferensi hama  terhadap media dan perubahan tepung akibat infestasi hama.



Callosobruchus chinensis L.
Morfologi
            Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Callosobruchus chinensis L. berbentuk bulat telur sampai cembung. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Callosobruchus chinensis L.warna coklat terdapat pada thoraknya.
            Kepala Callosobruchus chinensis L. relatif kecil dan bagian belakang (posteror) abdomen lebih lebar. Satu ruas abdomen terakahir nampak terlihat seluruhnya atau sebagian. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda.
            Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm – 3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada bagian yang melekat pada biji. Larva Callosobruchus chinensis L. tidak bertungkai, berwarna putih dan pada kepala agak kecoklatan.
Siklus Hidup
                  Imago Callosobruchus chinensis L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Larva selanjutnya berkembang dalam biji.
            Sebelum manjadi pupa larva membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. Imago Callosobruchus chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan paling lama 12 hari.
Penanganan
Pengendalian hama ini yakni melalui pengaturan suhu, kelembaban dalam tempat penyimpanan untuk menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan serangga, membangun tempat penyimpanan berbahan dasar pasir, tanah liat dankayu jati untuk melindungi biji-bijian sesuai skala penyimpanan, tambahkan bahan dari tumbuhan seperti bibit neem, daun neem, dan minyak neem karena mengandung senyawa kimia penolak hama dalamsimpanan. Pemanfaatan patogen hama gudang misalnya bakteri Bacillusthuringiensis dengan aplikasi secara langsung pada komoditas simpananatau aplikasi dengan cara disebarkan pada perangkap. pemanfaatan musuh alami (predator dan parasitoid) pada tempatpenyimpanan, dan penggunaan genotipe tahan terhadap serangan hama pasca panen.

Sitophilus granarius
Gambaran Umum
Sithophilus granarius adalah serangga penyimpanan yang paling sering ditemukan dan paling bahaya menimbulkan kerusakan pada bahan pangan yang disimpan. Sitophilus granarius dikenal dengan maize weevil atau kumbang bubuk, dan merupakan serangga yang bersifat polifag, selain menyerang jagung, juga beras, gandum, kacang tanah, kacang kapri, kacang kedelai, kelapa dan jambu mente, S. granarius lebih dominan terdapat pada jagung dan beras. S. zeamais merusak biji jagung dalam penyimpanan dan juga dapat menyerang tongkol jagung yang masih berada di pertanaman. Sithophilus granarius hidup di daerah tropis selama setahun mampu menghasilkan 5-7 generasi.
Morfologi
            Sithophilus granarius memiliki morfologi kepalanya memanjang membentuk moncong (snout), tiap elytron atau bagian sayapnya mempunyai 2 bercak yang berwarna agak pucat. Bagian pronotumnya mempunyai lekukan yang kecil, bundar dan satu sama lainnya dalam keadaan rapat. Ukuran tubuh 3,3-5 mm.
            Imago berwarna coklat terang sampai coklat gelap dengan empat bercak kuning yang berukuran relatif besar pada elitranya. Ciri yang lain adalah sungut menyiku terdiri dari delapan ruas dan kepala membentuk moncong. Ukuran tubuh dipengaruhi oleh kondisi makanannya. Pada biji yang berukuran besar ukuran hama ini juga besar dan sebaliknya. Larva gendut tidak bertungkaidan berwarna putih kekuningan. Pupa bertipe bebas dengan bentuk dan ukuran sudah mirip dengan yang dewasa.,
Siklus Hidup
Penanganan
Serangan Sitophilus granarius dapat dikendalikan dengan menggunakan hasil persilangan tanaman, menunda waktu panen, dan menggunakan wadah penyimpananyang tepat. Dalam jumlah yang relatif sedikit, penyimpanan dapat menngunakan jerigen plastik, sedangkan untuk penyimpanan dalam jumlah banyak (1-3t) dapat menggunakan silo. Menggunakan varietas tahan dan musu alami juga dapat menekan serangan S. granarius selama penyimpanan. Penggunaan musuh alami bisa dengan parasit, cendawan, bakteri, virus dan predator (Howard dan Lariophagus distinguendus) (Surtikanti, 2004).

Carpophilus hemipterus
Gambaran umum
            Spesies Carpophilus kecuali merusak kopra, biasanya merusak simpanan bahan-bahan yang mengandung minyak seperti kacang tanah, bungkil dan sebagainya. Serangan Carpophilus hemipterus tersendiri tidak merugikan, tetapi dengan adanya komplikasi serangan dapat menambah rusaknya simpanan.
Morfologi
Kumbang Carpophilus berwarna kelabu hitam, coklat tua sampai hitam. Carpophilus hemipterus dewasa berukuran 3 -5 mm. Kumbang mempunyai sayap depan yang tidak menutupi seluruh abdomennya. Sehingga ujung abdomen tampak dari arah dorsal. Elitra ditutupi oleh rambut-rambut jarang.Antena Carpophilus hemipterus membesar pada tiga ruas terakhir sehingga bentuknya menyerupai alat pemukul gong. Larva Carpophilus hemipterus berambut pendek dan jarang. Tiga pasang tungkai torakalnya dapat digunakan untuk bergerak aktif. Pada pertumbuhan penuh panjang kira-kira 2 kali panjang kumbang dewasa yaitu 5 – 7 mm.
Siklus hidup
Daur hidup hama ini 3-5 minggu. Kumbang dewasa dapat hidup selama 3-10 bulan. Masa oviposisi imagobetina adalah 37 hari yang dihitung dari peletakan telur pertama sampai tidak adapeletakan telur. Rerata jumlah telur yang diletakkan imago betina selamahidupnya sebanyak 53, 5 ± 2, 79 butir. Rerata lama hidup imago betina adalah46,3 ± 1, 05 hari yang diperoleh dari pertama kali menjadi imago sampai imagomati, sedangkan lama hidup imago jantan adalah 54, 5 ± 3, 40 hari. imago jantan berumur lebih panjang dibanding imago betina yaitu146 hari sedangkan imago betina dapat hidup selama 103 hari pada inang buahara. Imago C. hemipterus mampu memproduksi rerata 1000 telur atau lebih sepanjang hidupnya, masa pra oviposisi adalah 3 hari dan masa oviposisi adalah 61 hari pada inang buah yang matang.
Penanganan
Pengendalian hama ini yakni melalui pengaturan suhu, kelembaban dalam tempat penyimpanan untuk menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan serangga, membangun tempat penyimpanan berbahan dasar pasir, tanah liat dankayu jati untuk melindungi biji-bijian sesuai skala penyimpanan, tambahkan bahan dari tumbuhan seperti bibit neem, daun neem, dan minyak neem karena mengandung senyawa kimia penolak hama dalamsimpanan. Pemanfaatan patogen hama gudang misalnya bakteri Bacillusthuringiensis dengan aplikasi secara langsung pada komoditas simpananatau aplikasi dengan cara disebarkan pada perangkap. pemanfaatan musuh alami (predator dan parasitoid) pada tempatpenyimpanan, dan penggunaan genotipe tahan terhadap serangan hama pasca panen.


Stegobium paniceum
Gambaran umum
Ada lebih dari 1000 spesies dijelaskan dari anobiids. Banyak penggerek kayut, Stegobium paniceum (L.) (dikenal di Inggris sebagai kumbang biskuit) dan kumbang rokok, Lasioderma serricorne (F.) (juga dikenal sebagai kumbang tembakau), serangga ini menyerang produk. Yang disimpan menyebabkan kerusakan luar biasa dan kerugian ekonomi untuk pasca-panen dan biji-bijian disimpan dan biji-bijian, produk makanan kemasan, dan hewan dan barang-barang yang diturunkan dari tanaman dan produk. Kumbang ini memiliki distribusi di seluruh dunia, tetapi lebih melimpah di daerah lebih hangat atau dalam struktur dipanaskan di daerah beriklim sedang lebih. 
Morfologi
Dewasa: Kumbang berdiameter 2,25-3,5 mm (1 / 10 sampai 1 / 7 inch) panjang, dan warna seragam coklat sampai coklat kemerahan. Mereka memiliki baris memanjang dari bulu-bulu halus di elytra. kumbang ini berpenampilan mirip dengan kumbang rokok, namun, dua karakter fisik yang dapat digunakan untuk membedakan antara mereka. Antena kumbang rokok bergerigi (seperti gigi pada melihat a) sementara antena kumbang apotek tidak dan berakhir tersegmentasi. Perbedaan lainnya adalah bahwa elytra (sayap meliputi) dari kumbang apotek memiliki baris lubang memberi mereka penampilan (berjajar) lurik sedangkan yang kumbang rokok yang halus.
Larva: Kecil, belatung putih, sedangkan instar seperti scarab. Mereka adalah serupa dengan rokok larva kumbang, tapi memiliki raymbut-rambut pendek dan penandaan di kepala berakhir dalam garis lurus melintasi frons tepat di atas mulut.
Siklus hidup
Perempuan yang meletakkan hingga 75 telur dalam makanan atau substrat. Periode larva berkisar dari empat sampai 20 minggu.terowongan Larva melalui substrat dan ketika dewasa membangun kepompong dan menjadi kepompong. Pupation mengambil dari 12 ke 18 hari. betina dewasa hidup sekitar 13-65 hari. Seluruh siklus hidup umumnya kurang dari dua bulan namun dapat selama tujuh bulan. Durasi siklus hidup sangat tergantung pada suhu dan sumber makanan. Pengembangan terjadi antara 60 sampai 93 ° F (~ 15 sampai 34 ° C) tetapi optimal pada sekitar 85 ° F (~ 30 ° C) dan kelembaban relatif 60 sampai 90%.
Penanganan
Pengendalian yang paling efektif adalah dengan sanitasi dan pengemasan, tetapi  masih diperlukan alternatif pengendalian yang lain. Kebutuhan tindakan  pengendalian perlu ditunjang dengan pengetahuan biologi hama, preferensi hama  terhadap media dan perubahan tepung akibat infestasi hama.

Lasioderma
Gambaran Umum
            L. serricorne adalah hama yang umum dalam menyerang tembakau yang kering. Kumbang ini sangat merugikan bila menyerang tembakau yang sedang dalam proses pengeringan di gudang, karena serangga ini memakan bahan-bahan organic kering seperti daun akan berlubang-lubang. Selain itu kumbang ini juga menyerang specimen-spesimen museum dan beberapa produk rumah tangga (Erwin, 2000)
Morfologi
            Larva bertipe scarabeiform, berwarna putih kekuningan dan bentuk larva semakin membesar kearah ujung (belakang). Tubuh larva berambut lebat berwarna coklat terang. Panjang tubuh larva instar terakhir 4-5 mm. larva terdiri dari 4-6 instar. Periode larva 30 hari, menjelang berkepompong larva membentuk kokon yang berasal dari pertikel-partikel bahan yang diserangnya, stadia kepompong antara 5-9 hari (Kalshoven, 1981). Larva yang suda tua berwarna putih dan berbulu panjang. Mereka sama dengan larva drugstore deetle tetapi bulunya lebih panjang, kepala bundar secara dorsal dan memiliki garis gelap yang memanjang secara frontal. Arolium juga dijumpai memanjang diluar pertengahan cakar pada setiap tarsus. Mula-mula pupa berwarna putih kemudian menjadi coklat dengan panjang 2,5 mm masa kepompong antara 5-15 hari (Jurger dan Werner, 1985).
Siklus Hidup
            L. serricorne pada umumnya imago betina bertelur di bahan makanan, menghasilkan 30 telur dalam waktu 3 minggu, telur menetas 6-10 hari, imago betina menghasilkan telur 50 butir. Siklus hidup yang lengkap memerlukan 26 hari pada suhu 37° C dan 120 hari pada suhu 20°C (Kalshoven, 1981).
            Peletakkan telur diletakkan secara tertutup dalam bahan makanannya yang disimpan. Telur diletakkan satupersatu pada bahan makananya. Telur berwarna putih, panjang 0,4-0,4 mm. Periode telur 4-6 hari, setelah 4-6 hari akan menetas menjadi larva dan membentuk liang-liang gerek.
Penanganan
            Tindakan pencegahan adalah satu-satunya cara untuk menghindari serangan yakni dengan cara kebersihan gudang harus dijaga. Sebelum daun tembakau ditimbun, lantai dan tembok supaya disemprot dengan salah satu obat-obat kimia yang berikut Dicloro diphenil tricloroetan 5-10% sebanyak 4 liter/300m3, pengasapan dengan CS2 (Zwavelkoolstof), preventif dengan dosis 125 cc/m3 selama 5x24 jam, atau 150 cc/m3 selama 3x24 jam, kuratif dengan dosis 150cc/m3 5x24 jam (Tarigan, 2008).

Araecerus fasciculatus
Gambaran Umum
Hama ini tergolong dalam Filum : Arthropoda, Kelas : Hexapoda, Ordo : Coleoptera, Famili : Anthribida (Kalshoven, 1981). Hama ini dikenal sebagai “Coffee bean weevil” atau hama biji kopi. Selain menyerang biji kopi A. fasciculatus juga menyerang jagung, gaplek, kacang tanah, ubi jalar, biji kakao dan rempah-rempah (Hill, 1983). Larvanya ditemukan pada biji kopi yang dikeringkan juga pada ubi kayu, biji pala, bunga pala, biji kakao terutama pada biji kualitas rendah (Kalshoven, 1981).
Kumbang A. fasciculatus ditemukan pada daerah tropik dan subtropik. Pada bagian elitra dan protoraksnya terdapat banyak bercak yang berwarna terang, selanjutnya dikemukakan bahwa elitra A. fasciculatus lebih pendek dibanding ukuran abdomennya. (Dobie et al., 1991). Kumbang A. fasciculatus berukuran 3 – 5 mm (Kartasapoetra, 1991). Berwarna coklat gelap atau coklat kelabu (Kalshoven, 1981). Tipe antenanya adalah menggada (Clubbed) yaitu tiga ruas terakhir membesar (Hill, 1983).
Morfologi
            Kumbang berwarna coklat muda berukuran 4-5 mm dengan moncong yang pendek. Larva menyerupai ‘uret’, berwarna putih kelabu dan pada pertumbuhan penuh berukuran 6-8 mm. Kepompong berwarna putih bertipe bebas dan panjangnya kurang lebih 4 mm. Setiap telur dapat menghasilkan 15 butir telur. Setelah kurang lebih 9 hari telur menetas dan larva menggerek masuk ke dalam bahan dengan meninggalkan sisa-sisa gerekan yang berupa tepung. Periode larva berlangsung selama 20 hari dan selama itu cukup dengan makan endosperm dari sebutir jagung. Sebelum berkepompong larva membuat rongga dalam biji dan dilapis dengan sisa gerekan bercampur air liurnya, yang kelak berfungsi sebagai kokon. Fase kepompong berlangsung kira-ira 5 hari dan setelah menjadi kumbang dewasa tetap tinggal dalam rongga itu selama 12 hari. Daur hidup pada jagung dengan kadar air permulaan 11,5 % adalah 45,7 hari          
Siklus hidup
Kumbang betina dapat menghasilkan telur 15 butir selama siklus hidupnya, dimana siklus hidupnya rata-rata berlangsung selama 30 hari tergantung pada suhu dan kelembaban (Hill, 1983). Seekor betina dapat menghasilkan telur 50 butir, pada suhu 280C dan kelembaban 70%. Siklus hidupnya berkisar antara 46 - 68 hari (Dobie et al., 1991). Kumbang ini dapat hidup selama 17 minggu jika makanan cukup (Kalshoven, 1981).
Setiap induk kumbang betina dapat memproduksi telur sebanyak 15 butir, telur-telur ini diletakkan di permukaan material dan baru akan menetas setelah + 9 hari. Larva-larva langsung melakukan penggerekan dan selanjutnya masuk ke dalam material (biji-bijian) dengan meninggalkan sisa-sisa gerekannya yang berupa tepung. Siklus hidup larva ini berlangsung sekitar 20 hari. Masa berkepompongnya berlangsung dalam biji yang telah kosong berlangsung + 5 hari (Soekardi dalam Kartasapoetra, 1991).

Penanganan
Pengendalian yang paling efektif adalah dengan sanitasi dan pengemasan, tetapi  masih diperlukan alternatif pengendalian yang lain. Kebutuhan tindakan  pengendalian perlu ditunjang dengan pengetahuan biologi hama, preferensi hama  terhadap media dan perubahan tepung akibat infestasi hama.

Cylas formicarrius
Gambaran Umum
            Hama dikenal sebagai hama boleng pada ketela rambat, hama ini tersebar luas di Afrika, Australia bagian Timur, Asia, Hawaii, Madagaskar, Mauritius, Meksiko, Kepulauan Solomon, Seychelles, Amerika Serikat bagian Selatan, Venezuela.. kumbang ini aktif pada malam hari dan tertarik pada cahaya lampu. Selain makan daun dan tangkai, biasanya kumbang ini menyukai umbi dengan jalan mengebor sedalam I sampai 2 mm. Hama ini lebih menyukai tanah yang gembur dan pada musim hujan aktifitas menurun. Disamping menyerang tanaman dilahan, kumbang, larva maupun pupa yang berada di dalam umbi sering terbawa ke penyimpanan.
Morfologi
            Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr.) bentuk kumbang menyerupai semut. Bentuknya langsing, warnanya cerah, kepala dan elytra berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur di tempat yang terlindung (ternaungi). Telurnya berbentuk oval, warnanya putih kekuningan. Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka. Larva apoda, panjang 8-10 mm, berwarna putih, sedikit melengkung dan kepalanya berwarna coklat muda, pupa bertipe bebas (eksarata), berwarna coklat muda, berukuran sekitar 6 mm.
Siklus Hidup
            Kumbang dapat hidup selama tiga bulan dan setiap harinya bertelur sekitar dua butir dan jumlahnya dapat mencapi 200 butir. Telurnya dailetakkan dalam batang atau umbi yang tertutup dengan sisa makanan. Stadia tulur satu minggu, stadia larva 2-4 minggu. Kumbang membentuk pupa di dalam umbi atau di dalam tanah. Stadia pupa sekitar satu minggu
Penanganan
Tindakan pencegahan adalah satu-satunya cara untuk menghindari serangan yakni dengan cara kebersihan gudang harus dijaga. Sebelum daun tembakau ditimbun, lantai dan tembok supaya disemprot dengan salah satu obat-obat kimia yang berikut Dicloro diphenil tricloroetan 5-10% sebanyak 4 liter/300m3, pengasapan dengan CS2 (Zwavelkoolstof), preventif dengan dosis 125 cc/m3 selama 5x24 jam, atau 150 cc/m3 selama 3x24 jam, kuratif dengan dosis 150cc/m3 5x24 jam
                                                                                                                                                                                                   

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
                  Sebagian besar hama gudang merupakan ordo coleopteran (serangga). hama pasca panen merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan. Sedangkan cara untuk mengatasinya dapat melalui cara kimia, biologi, dan mekanik.
DAFTAR PUSTAKA


Champ, B.R. and Z. Highley. 1985. Pesticides and Humid Tropical – Grain Stroge System. Proceedings of an International Seminar in Manila, Philipines, 27-30 Maros, 1985. Aciar Proceedings No. 41.

Jurgen dan Werner. 1985. Desease Pests and Weeds in Tropical crops.

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pets Of Crops in Indonesia. Jakarta; Ikhtiar baru Van hoeve.

Kartasaputra. A.G. 1991. Hama-hama Tanaman dalam Gudang. Jakarta: Bumi Aksara Ikhtiar,

Surtikanti. 2004. Kumbang Bubuk Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae) dan Strategi pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian 23(4).

Tarigan, Lidya Wati. 2008. Pengaruh Kadar Air Tembakau Terhadap Perkembangan Lasioderma serricorne F (Coleoptera; Anobiidae) di Laboratorium.Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara. Medan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar